Penjahat di China tampaknya memanfaatkan cryptocurrency untuk mentransfer dana dari kegiatan ilegal dan tidak sah.
CHAINDIGG, perusahaan layanan data populer di China, membongkar kejahatan pada tahun 2021. Perusahaan melaporkan bahwa 67.82% kasus adalah kejahatan kripto dalam laporan ini. Kejahatan kripto ini berjumlah hampir 90 juta, menurut perusahaan.
Perusahaan juga melaporkan bahwa sebagian besar kejahatan kripto berasal dari stablecoin. Salah satu stablecoin yang paling banyak digunakan adalah USDT, dengan setidaknya 80% aktivitas ilegal.
Laporan ini juga melibatkan kejahatan menggunakan Ripple XRP dan lebih dari 45,000 investor. Laporan ini menemukan skema piramida ilegal yang sebagian besar bertransaksi dari Ripple dan cryptocurrency lainnya seperti TRON (TRX) dan Ether (ETH).
Angka-angka yang mengkhawatirkan ini menjelaskan keputusan China untuk melarang cryptocurrency dari negara mereka. Menurut China, pelarangan cryptocurrency adalah untuk kepentingan lingkungan dan logistik negara tersebut.
Laporan itu juga melaporkan 223 miliar Yuan yang mengkhawatirkan meninggalkan China ke bursa kripto AS, sebagian besar dalam Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.
Selain itu, China juga memberikan sanksi yang lebih berat bagi warga yang memperdagangkan cryptocurrency, memperingatkan mereka bahwa mereka tidak akan memiliki perlindungan pemerintah jika mereka melakukannya.
Di pihak Ripple, perusahaan terus membuat algoritme dan protokol baru untuk menghindari transaksi aktivitas ilegal dan aktivitas yang menutupi pencucian uang dan skema piramida.